Beranda | Artikel
Tafsir Surat Al-Baqarah Ayat 80 - 83 (Ustadz Badrusalam, Lc.)
Jumat, 19 Januari 2018

Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Yahya Badrusalam

Tafsir Surat Al-Baqarah Ayat 80 – 83 adalah kajian tafsir Al-Quran oleh: Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. Kajian ini beliau sampaikan di Masjid Al-Barkah, komplek studio Radio Rodja dan RodjaTV. 

Ringkasan Kajian Tafsir Al-Quran: Tafsir Surat Al-Baqarah Ayat 80 – 83

Dalam ayat selanjutnya Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

وَقَالُوا لَن تَمَسَّنَا النَّارُ إِلَّا أَيَّامًا مَّعْدُودَةً ۚ قُلْ أَتَّخَذْتُمْ عِندَ اللَّـهِ عَهْدًا فَلَن يُخْلِفَ اللَّـهُ عَهْدَهُ ۖ أَمْ تَقُولُونَ عَلَى اللَّـهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ ﴿٨٠﴾

Dan mereka berkata: “Kami sekali-kali tidak akan disentuh oleh api neraka, kecuali selama beberapa hari saja”. Katakanlah: “Sudahkah kamu menerima janji dari Allah sehingga Allah tidak akan memungkiri janji-Nya, ataukah kamu hanya mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui?” (Q.S Al-Baqarah [2]: 80)

Ayat diatas menggambarkan bagaimana mereka telah tertipu. Maka dari itu kita sebagai seorang muslim jangan sampai mempunyai perasaan seperti demikian. Terkadang ada orang yang tertipu ketika mendengar hadits tentang keutamaan orang yang wafat diatas tauhid. Bahwa Allah tidak akan mengadzab orang yang wafat diatas tauhid. Lalu setelah mendengar hadits tersebut, mereka mengatakan seperti yang dikatakan oleh orang Yahudi di atas. Orang Yahudi merasa dirinya anak-anak Allah yang diistimewakan oleh Allah. Sebagaimana dalam surat Al-Maidah Allah berfirman:

…وَقَالَتِ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَىٰ نَحْنُ أَبْنَاءُ اللَّـهِ وَأَحِبَّاؤُهُ ۚ

Orang-orang Yahudi dan Nasrani mengatakan: “Kami ini adalah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya”.  (Q.S Al-Maidah [5]: 18)

Lihatlah perbandingan mereka dengan para sahabat, tabi’in, tabi’ut tabi’in, tidak ada yang demikian. Jangankan sahabat, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dalam hadits riwayat Bukhori. Ada seorang sahabat yang meninggal dunia bernama Utsman bin Mazh’un. Kemudian ada seseorang dari kalangan sahabiat yang bernama Ummul Ala mengatakan, “Selamat untuk kamu, sungguh Allah telah memuliakan kamu“. Mendengar hal tersebut Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, “Dari mana kamu tahu kalau Allah telah memuliakan dia?“. Kemudian Ummul Ala bertanya, “Lalu siapa orang yang dimuliakan ya Rasulullah?“. Kata Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Aku sendiri, sementara aku sebagai Rasulullah, aku tidak tahu apa yang Allah perbuat kepadaku

Pada kisah di atas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan pelajaran agung kepada kita. Bahwa janganlah kita merasa mulia. Merasa sudah mempunyai amal yang baik lalu meremehkan orang lain. Seharusnya kita bersyukur karena Allah telah memberikan kekuatan untuk beramal shalih. Ingat! Jika bukan karena Allah yang memberikan kekuatan, kita tidak akan bisa melakukan hal tersebut. Dan Allah mampu kapanpun untuk mencabut kekuatan itu akibat dari kesombongan dan ketertipuan kita.

Hendaknya setiap muslim selalu berada diantara rasa takut dan berharap. Kita selalu berusaha untuk terus istiqomah. Bersungguh-sungguh menjaga apa yang telah Allah berikan kepada kita dan tidak tertipu dengan banyaknya amal.

Tafsir Al-Baqarah ayat ke-81 – Menit 09:00

Pada ayat selanjutnya, Allah subhanhu wa ta’ala berfirman:

بَلَىٰ مَن كَسَبَ سَيِّئَةً وَأَحَاطَتْ بِهِ خَطِيئَتُهُ فَأُولَـٰئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ ۖ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ ﴿٨١﴾

(Bukan demikian), yang benar: barangsiapa berbuat dosa dan ia telah diliputi oleh dosanya, mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.” (Q.S Al-Baqarah [2]: 81)

Kata Imam Ibnu Katsir rahimahullah, “Allah berfirman bahwa perkara itu tidak sesuai dan tidak seperti yang kalian angan-angankan hai orang Yahudi. Dan tidak sesuai dengan selera dan keinginan kalian”. Artinya urusan gaib, urusan surga, urusan neraka, itu bukan urusan kalian, bukan sesuai selera kalian. Akan tetapi orang yang mengamalkan dosa-dosa besar dan dosa-dosa itu telah meliputi dia dan tidak memiliki kebaikan sedikit pun juga, bahkan seluruh perbuatannya buruk. Maka ia pasti masuk kedalam api neraka.

Maka Allah subhanahu wa ta’ala menyebutkan bahwa orang yang tidak beriman itu tidak mempunyai kebaikan sama sekali. Kenapa? Karena orang yang wafat diatas kekafiran, kesyirikan, Allah batalkan seluruh amalnya.

Allah subhanhu  wa ta’ala berfirman:

…لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ…

“…Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu…” (QS. Az-Zumar [39]: 65)

Tafsir Al-Baqarah ayat ke-82 – Menit 11:18

وَالَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أُولَـٰئِكَ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ ۖ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ ﴿٨٢﴾

Dan orang-orang yang beriman serta beramal saleh, mereka itu penghuni surga; mereka kekal di dalamnya.” (Q.S Al-Baqarah [2]: 82)

Pada ayat ini Allah mengatakan orang-orang yang akan dimasukkan kedalam surga. Surga adalah milik Allah. Allah mengatakan bahwa yang masuk surga adalah orang yang beriman dan beramal shalih.

Syaikh Utsaimin rahimahullah mengatakan ada beberapa faidah yang dapat dipetik. Yakni:

  • Orang Yahudi percaya kepada kehidupan akhirat, mereka meyakini surga dan neraka. Tapi keyakinan ini tidak ada manfaatnya. Karena mereka mendustakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
  • Kebiasaan orang Yahudi adalah berkata tanpa ilmu.
  • Haramnya berfatwa tanpa ilmu.
  • Bahwa pahala siksa tidak ditentukan oleh kedudukan seseorang. Tidak ditentukan oleh nasab.
  • Orang-orang yang dilingkupi oleh dosa-dosa besarnya dan tidak punya kebaikan sama sekali, maka ia masuk neraka dan tidak akan pernah keluar dari neraka.
  • Orang yang melakukan perbuatan dosa, tapi dia tidak dilingkupi oleh dosa karena dia masih memiliki kebaikan, maka ia bukan orang yang masuk ke neraka secara kekal. Akan tetapi dia akan diadzab sesuai dengan kadar dosanya tersebut. Kecuali jika Allah maafkan (mendapat syafaat).
  • Penduduk api neraka dari kalangan orang-orang kafir, kekal dalam api neraka.
  • Bahwa orang yang akan masuk surga adalah orang yang beriman dan bermal shalih. Dan disebut amal shalih jika memenuhi dua syarat. Yakni Ikhlas dan sesuai dengan tuntunan Rasullullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
  • Bahwa sebatas iman, tidak cukup untuk masuk surga sampai disertai dengan amal shalih.
  • Amal saja tidak cukup, sampai betul-betul berasal dari keimanan
  • Bagaiamana ketinggian Al-Qur’an dalam memberikan pengajaran. Dimana Allah setelah menyebutkan tentang penduduk neraka, Allah sebutkan setelahnya penduduk surga. Hal ini agar seimbang antara takut dan harap.
  • Orang yang sudah masuk surga, mereka kekal didalamnya.

Bagaiaman Penjelasan Lengkapnya? Simak dan Download MP3 Kajian Tafsir Al-Quran: Tafsir Surat Al-Baqarah Ayat 80 – 83


Jangan lupa untuk ikut membagikan link download kajian ini ke Facebook, Twitter, dan Google+. Semoga bisa menjadi pembuka pintu kebaikan bagi orang lain.


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/29560-tafsir-surat-al-baqarah-ayat-80-83-ustadz-badrusalam-lc/